4
Posted by Riri on 04.31

PENGUJIAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN DERIVAT
 (Makalah Kimia Organik II)




Penulis
Nama               : Ummul Karimah
NPM               : 1313023082
Mata Kuliah    : Kimia Organik II
Dosen              : Ila Rosilawati, M.Si.

images (1)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

                                                         





DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
I.                   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.................................................................................1
1.2  Tujuan..............................................................................................2
II.                PEMBAHASAN
2.1  Senyawa Asam Karboksilat.............................................................3
2.2  Tata Nama Senyawa Asam Karboksilat..........................................6
2.3  Sifat Asam Karboksilat...................................................................8
2.4  Turunan Asam Karboksilat.............................................................9
2.5  Pembuatan Asam Karboksilat.......................................................10
III.             KESIMPULAN
3.1  Kesimpulan...................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA








KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengujian Senyawa Asam Karboksilat dan Derivat”.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada  dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Kurikulum, Ibu Ila Rosilawati, M.Si. yang telah  membimbing kami selama perkuliahan dan kepada para asisten praktikum Kimia Organik II yang telah membimbing kami selama praktikum sehingga kami mampu meyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Demikian,  semoga makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.


                                                                  Bandar Lampung, 23 Desember 2014
                                                                                                                       
                                                                           

                                                                                                                                                                                                                 Penulis









I.                   PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Dalam kimia organik banyak sekali pengidentifikasi macam-macam gugus,contohnya amina, karboksilat, aldehid keton, karbohidrat dan lain-lainya. Asam karboksilat adalah asam yang mempunyai peranan sangat penting. Gugus fungsi karboksilat, -COOH, menjadi cirinya.
Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Bila suatu gugus hidroksil terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus karbonil maka akan terbentuk suatu gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbosil merupakan asam, karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami ionisasi dengan pelepasan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asam-asam organik pada ummnya lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral dan hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya membentuk garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah natrium bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada senyawa-senyawa itu.
Asam organik biasa juga kita kenal dengan asam karboksilat, contohnya asam formiat (HCOOH) dan asam asetat (CH3COOH). Asam-asam karboksilat bersifat asam lemah karena asam-asam karboksilat sedikit mengurai di dalam larutan berair. Selain itu, asam-asam karboksilat ini juga memiliki nilai tetapan disosiasi (Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang nilai Ka-nya hanya 1,28 x 10-4 atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya berkisar sekitar 1,8 x10-5.

Selain asam-asam karboksilat ini bersifat asam lemah, masih banyak lagi sifat fisika dan kimia dari asam-asam karboksilat. Dengan demikian, sifat fisika dan kimia dapat diketahui dari asam karboksilat dan turunannya dapat diketahui secara spesifik melalui makalah pengujian terhadap senyawaan asam karboksilat dan turunannya.


1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi terhadap senyawaan turunan asam karboksilat berdasarkan test hiroxamat.










II.                PEMBAHASAN


2.1 Senyawa Asam Karboksilat
Asam karboksilat ialah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan hidroksil. Rumus umum asam karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong asam karena senyawa ini mengion dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton.

Banyak asam karboksilat rantai lurus mula-mula dipisahkan dari lemak sehingga dijuluki juga sebagai asam lemah. Asam propionat yaitu asam dengan tiga karbon, secara harfiah berarti asam lemak pertama (Yunani : protos = pertama; pion = lemak). Asam berkarbon empat atau asam butirat diperoleh dari lemak mentega (Latin:butyrum=mentega).

Anggota deret asam karboksilat alifatik yang berbobot molekul rendah tidak berwarna dan mudah menguap. Baunya tajam dan tak sedap.  Bau mentega tengik dan bau kaki kotor ditimbulkan oleh asam butirat. Bau domba disebabkan oleh asam rantai lurus dengan 6,8 dan 10 karbon (C-6, C-8, C-10). Anggota deret yang lebih tinggi tidak atsiri, bertitik leleh rendah, dan berwujud padat seperti lilin. Asam stearate (C-18) diperoleh dari lemak sapi (Yunani:stear=lemak), digunakan untuk membuat lilin murahan. Asam stearat yang lebih tinggi kurang berbau.

Seperti alkohol, asam karboksiolat dapat membentuk ikatan hidrogen dennga sesamanya. Bahkan dimer (pasangan karboksilat yang berikatan hidrogen) dapat dijumpai dalam keadaan gas dari asam yang berbobot molekul rendah. Karena adanya ikatan hidrogen titik didih dan titik leleh asam karboksilat lebih tinggi dibandingkan senyawa lain yang bobot molekulnya sama. Semua asam karboksilat aromatik dan asam dikarboksilat adalah padatan kristal pada suhu kamar.

Asam-asam aromatik mempunyai sifat-sifat keasaman yang serupa dengan asam-asam alifatik. Asam benzoat (121°C) merupakan padatan putih yang tetapan disosiasinya hampir sama dengan asam asetat. Gugus-gugus hidroksil pada asam-asam karboksilat mempunyai beberapa pengaruh penting terhadap sifat-sifat senyawa-senyawa itu.

Kebanyakan asam yang larut dalam air larut juga larut dalam basa. Asam-asam yang tidak larut dalam air juga tidak larut dalam basa, karena diubah ke dalam garam-garam ionik. Asam-asam mempunyai titik-titk didih yang lebih tinggi dari pada yang diramalkan oleh bobot-bobot molekulnya. Asam asetat, yang mempunyai bobot molekul 60°C, mendidihkan pada suhu 118°C , suhu ini 202°C  lebih tinggi daripada titik n-propil alkohol (b.p.98°C) yang mempunyai bobot molekul yang sama. Penyebab dari hal ini ialah bahwa asam-asam biasanya berada sebagai dimer, dimana gugus hidroksil dari molekul yang satu terikat pada gugus karbonil dari molekul yang lain dalam bentuk ikatan hidrogen.

Asam formiat (titik didih 101°C) telah dikenal sejak 1670. Asam ini terdapat pada berbagai tanaman dan serangga yang menggit dan menyengat; zat yang menyebabkan rasa pedis pada waktu terjadi sengatan mengandung asam formiat dan kita telah mengetahui adanya senyawa ini dalam beberapa jenis semut. Secara industri, asam formiat dapat dibuat dengan mudah oleh reaksi dari karbon monoksida dengan natrium hidroksida. Pengasaman natrium formiat yang terbentuk menghasilkan asam formiat.

Asam asetat (titik didih 118°C, titik leleh 17°) merupakan konstituen utama dari cuka, diperoleh dengan jalan fermentasi gula dengan bantuan udara (jika tidak ada udara hasinya ialah eter alkohol). Tetapi secara industri, kebanyakan asam asetat itu dibuat dengan jalan mengoksidasi asetaldehida, dimana asetaldehida sendiri diperoleh dari hidrasi asetilena. Asam asetat dapat dipakai dalam pembuatan selulosa asetat dan untuk sintesis dari sejumlah besar, ester.  Klorinasi asam asetat diberikan asam kloroasetat yang direaksikan dengan natrium 2,4-diklorofenoksida menghasilkan pembunuh rumput (herbisida 2,4-D).

Distribusi asam-asam karboksilat dari fasa cair ke fasa organik sangat dipengaruhi oleh kekuatan asamnya, untuk asam-asam poli karboksilat besarnya prosentase asam terekstraksi sangat tergantung dari harga derajad desosiasi pertamanya. Untuk pH inisial larutan antara 2 –2,4 dimana lebih kecil dari pKA asamnya, maka asam ini akan lebih mudah ditarik oleh pelarutnya, sehingga menghasilkan persentase ekstraksi lebih besar [5]. Penambahan NaOH pada fasa cair untuk menaikkan besarnya pH, akan mempengaruhi keberadaan asam-asam organiknya. Karena asam sitrat lebih kuat daripada asam malat, maka asam sitart akan lebih banyak bereaksi dengan NaOH dan mengakibatkan pengurangan jumlah asam sitrat dalam bentuk molekul. Sehingga, pelarut organik akan lebih banyak mengekstraksi asam malat yang tidak banyak mengalami ionisasi. Semakin tinggi harga pH larutan awal, akan menurunkan secara drastis kemampuan ekstraksinya. Fenomena ini juga disebabkan adanya netralisasi asam oleh NaOH tersebut, yang mengakibatkan sistem pengomplekskan antara pelarut organik dengan asam-asam karboksilat menjadi tidak sempurna.

Ester adalah molekul polar, namun titik didihnya lebih rendah dibandingkan dengan asam karboksilat dan alkohol dengan berat molekul serupa karena ikatan hidrogen antar molekul antara molekul ester adalah tidak mungkin. 

Ester dapat dari ikatan hidrogen melalui atom oksigen mereka dengan atom hidrogen dari molekul air. Dengan demikian, ester yang sedikit larut dalam air. Namun, karena ester tidak memiliki atom hidrogen untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen atom oksigen dari air, mereka kurang larut dari asam karboksilat.

Senyawa-senyawa alkohol bereaksi dengan asam-asam karboksilat membentuk ester-ester organik sebagai analog dari ester-ester yang terbentuk dari senyawa-senyawa alkohol dengan asam-asam oksigen anorganik. Dalam pembuatan suatu ester, dimana asam benzoat dipanaskan dalam metil alkohol bersama sejumlah kecol asam kuat sebagai katalisator untuk membentuk metil benzoat.


2.2 Tata Nama Senyawa Asam Karboksilat
Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi berupa gugus karboksilat –COOH atau,
                                                 gugus karboksilat

Perhatikan contoh asam karboksilat berikut.
             contoh asam karboksilat

Dari struktur senyawa pada contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa rumus umum asam karboksilat adalah seperti berikut.

CnH2nO2

Tata nama asam karboksilat berdasarkan sistem IUPAC diturunkan dari nama alkana induknya dengan memberi awalan asam dan mengubah akhiran -a pada alkana dengan -oat.


Contoh :
                                      asam 3-metil butanoat
Penomoran atom karbon pada asam karboksilat dapat menggunakan huruf Yunani. Karbon terdekat dengan gugus –COOH disebut karbon alfa (α). Karbon berikutnya beta (β), kemudian gamma (γ), delta (Δ), dan seterusnya.

Contoh :
                                 asam β -metil butanoat

Adapun tata nama trivial asam karboksilat diambilkan dari sumber asam karboksilat tersebut. Misalnya asam metanoat, nama trivialnya asam formiat atau asam semut (formica dalam bahasa Latin berarti semut), karena asam metanoat ditemukan pada semut merah. Berikut adalah tabel penamaan trivial untuk asam karboksilat :

Jumlah Atom Karbon
Rumus
Nama
Asal
1
HCO2H
Formiat
Semut
2
CH3CO2H
Asetat
Cuka
3
CH3CH2CO2H
Propionat
Susu, keju
4
CH3CH2CH2CO2H
Butirat
Mentega
5
CH3(CH2)3CO2H
Valerat
Akar Valerian
6
CH3(CH2)4CO2H
Kaproat
Kambing
7
CH3(CH2)5CO2H
Enanthat
Bunga vine
8
CH3(CH2)6CO2H
Kaprilat
Kambing
9
CH3(CH2)7CO2H
Pelargonat
Pelargonium reseum
10
CH3(CH2)8CO2H
Kaprat
Kambing



2.3 Sifat Asam Karboksilat

Wujud dari asam karboksilat tergantung dari jumlah atom C-nya, untuk senyawa asam karboksilat yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat tersebut adalah cair pada suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki panjang rantai C 10 atau lebih berwujud padat.
Asam karboksilat dengan panjang rantai 1-4 larut sempurna dalam air, sedangkan asam karboksilat dengan panjang rantai 5-6 sedikit larut dalam air dan asam karboksilat dengan panjang rantai lebih dari 6 tidak larut dalam air. Asam karboksilat larut dalam pelarut organik (seperti eter, alkohol dan benzena). Semua asam karboksilat merupakan asam lemah dengan Ka= +-1×10-5.

Asam karboksilat memiliki titik didih yang tinggi (lebih tinggi daripada alkohol), karena dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Adapun beberapa sifat dari asam karboksilat :
a.       .Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:
            HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
b.      Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
c.       Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.

2.4 Turunan Asam Karboksilat
Turunan asam karboksilat adalah senyawa yang dapat menghasilkan suatu asam karboksilat bila senyawa tersebut bereaksi dengan air. Senyawa turunan (derivat) asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis menggunakan bahan awal asam karboksilat. Ada banyak sekali contoh senyawa turunan asam karboksilat. Beberapa di antaranya adalah halida asam, anhidrida asam, ester, amida, dan nitril.
a.       Halida Asam
Halida asam adalah senyawa turunan asam karboksilat dengan rumus molekul R(C=O)X. Penamaan halida asam sangat sederhana, yaitu dengan menyebutkan nama halida setelah gugus alkil. Salah satu contoh halida asam adalah asetil klorida dengan rumus struktur CH3COCl.
b.      Anhidrida Asam
Anhidrida asam adalah senyawa turunan asam karboksilat yang mempunyai gugus asil (RC=O) terikat pada oksigen sebagai pengganti hidrogen. Rumus umum anhidrida asam adalah ([RC=O]O[O=CR]). Tata nama anhidrida asam adalah dengan mengganti kata asam menjadi anhidrida. Contoh anhidrida adalah anhidrida asetat dengan rumus CH3CO-O-OCCH3.
c.       Ester
Ester adalah senyawa asam karboksilat yang hidrogen pada gugus karboksil diganti menjadi gugus alkil. Ester merupakan senyawa yang terkenal mempunyai bau yang harum dan menyenangkan. Ester banyak ditemukan pada buah dan bunga. Sebagai contoh, isoamil asetat banyak ditemukan pada buah pisang. Maka dari itu, ester banyak digunakan sebagai bahan pembuatan parfum sintetis. Ester juga sering disebut alkil alkanoat. Tata nama ester adalah dengan menyebutkan gugus alkil diikuti dengan gugus asil dengan akhiran -at. Contoh ester adalah butil etanoat dengan rumus struktur CH3COOCH2CH2CH2CH3.
d.      Amida
Amida adalah senyawa derivat asam karboksilat dengan gugus amino (-NH2) terikat pada gugus karboksil sebagai pengganti atom hidrogen. Penamaan amida adalah dengan menghilangkan kata asam, dan akhiran -oat diganti dengan -amida. Contoh amida adalah etanamida dengan rumus struktur CH3CONH2.
e.       Nitril
Nitril adalah senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga C dengan N. Rumus umum nitril adalah RC≡N. Nitril terkenal sebagai senyawa yang sangat beracun. Penamaan senyawa nitril adalah dengan menambahkan akhiran -nitril setelah nama alkana. Contoh senyawa nitril adalah pentananitril dengan rumus struktur CH3CH2CH2CH2C≡N.

2.5 Pembuatan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sistesis, antara lain :
a.       Hidrolisa dari asam karboksilat
Hidrolisa berarti pemecahan suatu molekul oleh air. Suatu senyawa yang menghasilkan asam karbokslilat apabila dihidrolisa oleh air disebut turunan asam karboksilat.
Gugusan karbonil dari turunan asam karboksilat (kecuali nitril) mempunyai dua ikatan. Satu dari ikatan ini ialah pada hidroogen, gugusan alkil atau aril. Ikatan lainya ke atom yang elektronegatif: X,O, atau N.
Apabila turunan tersebut dipanaskan dalam larutan asam atau basa, maka atom yang elektronegatif dapat pecah dari atom karbonilnya. Bila pemecahan dilakukan dalam larutan asam, bagian karbonil dari turunan asam diubah menjadi suatu asam karboksilat. Bila reaksi dilakukan dalam larutan basa maka bagian karbonil membentuk ion karbokslilat. Ion karboksilat ini berubah menjadi asam karboksilat dengan jalan mengasamkan.
a.      Oksidasi alkohol primer dan aldehid
Oksidator kuat seperti kromoksida (CrO3) atau kalium permagnat (KMnO4) mengubah alkohol primer menjadi asam karboksilat dalam suasana asam atau menjadi karboksilat dalam suasana basa. Oksidasi dari aldehid dengan oksidator kuat atau lemah juga menghasilkan asam karboksilat atau karboksilat.
1.             Oksidasi alkena
Oksidasi alkena yang mengandung satu atom hidrogen pada satu dari atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap (=CH–R) dengan oksidator kuat menghasilkan asam karboksilat.
2.                  Oksidasi senyawa alkil aromatik
Asam karboksilat aromatik dapat dibuat melalui oksidasi dari alkil benzena. Cincin aromatik, seperti benzena atau cincin piridin, tanpa cincin samping alkil tidak mudah dioksidasi.
3.                  Reaksi Grignard
Karbon negatif dari pereaksi Grignard (RMgX) dapat masuk ke karbon positif. Dari gugusan karbonil. Karbon dioksida mempunyai gugusan karbonil dan seperti senyawa karbonil lainnya, atom karbonnya dapat dimasuki oleh pereaksi Grignard. Hasil tambahan adalah magnesium karboksilat, yang mengendap dari campuran dan tidak akan bereaksi lagi. Campuran diasamkan menghasilkan asam karboksilat.lebih menyenagkan bila, dipakai es kering (CO2 padat) daripada gas karbondioksida sebagai pereaksi.




III.             KESIMPULAN

3.1              Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Asam karboksilat ialah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan hidroksil.
2.      Rumus umum asam karboksilat ialah RCOOH.
3.      Tata nama asam karboksilat berdasarkan sistem IUPAC diturunkan dari nama alkana induknya dengan memberi awalan asam dan mengubah akhiran -a pada alkana dengan -oat.
4.       Turunan asam karboksilat adalah senyawa yang dapat menghasilkan suatu asam karboksilat bila senyawa tersebut bereaksi dengan air. Di antaranya adalah halida asam, anhidrida asam, ester, amida, dan nitril.
5.      Karbon negatif dari pereaksi Grignard (RMgX) dapat masuk ke karbon positif.














DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Asam Karboksilat diunduh di http://dsikreatif.blogspot.com/2013/11/asam-karboksilat.html  pada
tanggal 21 Desember 2014  pukul 13.58 WIB
Fessenden, Ralph J. dan Fessenden, Joan S., 1986,  Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Martono Hp, Agus, 2006. Jurnal Gradien, Efek Kenaikan PH Pada Mekanisme
            Ekstraksi Cair-cair Terhadap Asam-asam Karboksilat, (2), 130-133.

Ouelette, Robert J, 1995. Organic Chemistry. Macmillan Publishing Company.
            New York

Usman, Hanapi, 2013. Kimia Organik. UNHAS. Makassar

Wilbraham, Antony C, 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung


Copyright © 2009 Welcome to Chemistry Class All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.